Rabu, 08 Juni 2016

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL_PRAKTIKUM 2_FORMULASI SERBUK TALK STERIL



LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN STERIL


PRAKTIKUM 2
FORMULASI SERBUK TALK STERIL

Description: G:\logo farmasi.jpg
Nama                           : Norhayati
Nim                             : DF14009
Tanggal Praktikum      : 11 Maret 2016
Asisten Praktikum       : Tia Fajar Safariana, Amd.Far
Dosen Pengampu        : Aristha Novyra Putri, S.Farm., M.Farm., Apt.

Nilai Kerja :
Nilai Laporan :





LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI STERIL
PROGRAM STUDI D-3 FARMASI
SEKOLAH TINGGI FARMASI BORNEO LESTARI BANJARBARU
2016

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1         Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah dapat memahami dan mampu melakukan sterilisasi sediaan dengan menggunakan metode pemanasan kering.

1.2         Dasar Teori
A.    Sediaan Steril
Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi – bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini antara lain sediaan parental preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus). Sediaan parental merupakan jenis sediaan yang unik di antara bentuk sediaan obat terbagi – bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membran mukosa ke bagian tubuh yang paling efesien, yaitu membran kulit dan mukosa, maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan – bahan toksis lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia atau mikrobiologis (Priyambodo, B.,2007).
Produk steril yang banyak diproduksi di industri farmasi adalah dalam bentuk larutan terbagi (ampul) dan bentuk serbuk padat siap untuk digunakan dengan diencerkan terlebih dahulu dengan larutan pembawa (vial). Sediaan parental, bisa diberikan dengan berbagai rute : intra vena (i.v), sub cutan (s.c), intradermal, intramuskular (i.m), intra articular, dan intrathecal. Bentuk sediaan sangat mempengaruhi cara (rute) pemberian. Sediaan bentuk suspensi, misalnya tidak akan pernah diberikan secara intravena yang langsung masuk ke dalam pembuluh darah karena adanya bahaya hambatan kapiler dari partikel yang tidak larut, meskipun suspensi yang dibuat telah diberikan dengan ukuran partikel dari fase dispersi yang dikontrol dengan hati – hati.
Wadah berhubungan erat dengan produk. Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini yang benar – benar tidak reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia mempengaruhi kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama dalam pemilihan wadah pelindung (Lachman, 1994). Wadah terbuat dari berbagai macam bahan, wadah plastik, wadah gelas, dan wadah dari karet. Wadah plastik, bahan utama dari plastik yang digunakan untuk wadah adalah polimer termoplastik, unit struktural organik dasar untuk masing – masing type yang biasa terdapat dalam bidang medis. Sesuai dengan namanya, polimer termoplastik meleleh pada temperatur yang meningkat.
B.     Sterilisasi
Metode-metode sterilisasi berdasarkan Ansel (1989), yakni:
1.    Sterilisasi uap (lembab panas), yakni sterilisasi yang dilakukan dalam autoklaf dan menggunakan uap air dengan tekanan.
2.    Sterilisasi panas kering, yakni sterilisasi yang biasa dilakukan dengan oven pensteril yang dirancang khusus untuk tujuan sterilisasi. Oven dapat dipanaskan dengan gas atau listrik dan umumnya temperatur diatur secara otomatis.
3.    Sterilisasi dengan penyaringan, yakni sterilisasi yang tergantung pada penghilangan mikroba secara fisik dengan adsorpsi pada media penyaring atau dengan mekanisme penyaringan, digunakan untuk sterilisasi larutan yang tidak tahan panas. Sediaan obat yang disterilkan dengan cara ini, diharuskan menjalani pengesahan yang ketat dan memonitoring karena efek produk hasil penyaringan dapat sangat dipengaruhi oleh banyaknya mikroba dalam larutan yang difiltrasi.
4.    Sterilisasi gas, sterilisasi gas dilakukan pada senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadappanas dan uap dimana dapat disterilkan dengan cara memaparkan gas etilen oksida atauprotilen oksida. Gas-gas ini sangat mudah terbakar bila tercampur dengan udara, tetapi dapat digunakan dengan aman bila diencerkan dengan gas iner seperti karbondioksida, atau hidrokarbon terfluorinasi yang tepat sesuai.
5.    Sterilisasi dengan radiasi pengionan, yakni teknik-teknik yang disediakan untuk sterilisasi beberapa jenis sediaan-sediaan farmasi dengan sinar gama dan sinar-sinar katoda, tetapi penggunaan teknik-teknik ini terbatas karena memerlukan peralatan yang sangat khusus  dan pengaruh-pengaruh radiasi pada produk-produk dan wadah-wadah.
C.    Talk
Talk mengandung sedikit alumunium silikat yang merupakan bahan alam yang terkadang mengandung beberapa mikroba seperti Chlostridium welchii, Chlostridium tetani, dan Bacillus antrachis. Menurut Martindale, talk steril memiliki beberapa fungsi anatara lain sclerosant setelah terjadi drainase ganas pada efusi pleura dan pneumotoraks spontan berulang. Mekanisme aksi terapetik talk yang dimasukkan ke dalam rongga pleura diduga dapat mengurangi reaks inflamasi dengan meningkatkan kerja pleura, mengurangi celah yang ada dalam pleura dan menghindari reakumulasi cairan pleura. Selain itu, talk untuk efusi pleura bekerja dengan mengeluarkan udara, darah atau cairan lain dalam paru-paru, mengembangkan paru-paru dan mencegah cairan atau udara kembali ke dalam paru-paru. Talk memiliki ukuran partikel yang kecil sehingga mudah terpenetrasi ke dalam rongga pleura dan menghasilkan onset yang cepat(Amin, et al, 2007).
D.    Efusi Pluera
Efusi pleura merupakan keadaan di mana cairan menumpuk di dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, rongga pleura diisi cairan sebanyak 10-20 mL yang berfungsi mempermudah pergerakan paru di rongga dada selama bernapas. Jumlah cairan melebihi volume normal dapat disebabkan oleh kecepatan produksi cairan di lapisan pleura parietal yang melebih kecepatan penyerapan cairan oleh pembuluh limfe dan pembuluh darah mikropleura viseral. Keadaan ini dapat mengancam jiwa karena cairan yang menumpuk tersebut dapat menghambat pengembangan paru-paru sehingga pertukaran udara terganggu. Banyak penyakit yang mungkin mendasari terjadinya efusi pleura. Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 mL sampai 15 mL) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Khairani dkk., 2012)

1.3         Monografi Bahan
1.      Talkum
Talk adalah magnesium silikat hidrat alam, kadang-kadang mengandung sedikit aluminium silikat.
Nama resmi
Talk
Sinonim
Talkum, serbuk talk
Pemerian
Berupa serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu, Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran debu.
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam larutan asam dan alkalis, pelarut organik dan air.
Inkompatibilitas
Tidak tercampurkan dengan campuran ammonium quartener.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup baik.
                                        

BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN

2.1     Formulasi Sediaan
          R/           Talk                             10 g

                                     s. serbuk tabor dtd No II

2.2      Alat dan Bahan
2.2.1 Alat
1.      Aluminium foil
2.      Botol serbuk
3.    Kaca arloji 3 cm
4.      Kaca arloji 7 cm
5.      Pengaduk
6.      Pinset
7.      Sendok porselen
8.      Tutup botol/tutup aluminium
2.2.2 Bahan 
1.      Talk

2.3     Cara Kerja
1.      Dibuka pembungkus alat bagian luar yang telah steril di ruang kelas 3.
2.      Disemprot pembungkus pertama dengan alkohol pada ruang  kelas 2.
3.      Dibuka pembungkus pertama dan meletakan kaca arloji pada timbangan analitik digital.
4.      Ditimbang 10 gram talk dengan spatula yang telah steril.
5.      Dimasukan talk pada wadah dan ditutup wadah.
6.      Diulangi menimbang ,dimasukan ke dalam wadah, dan ditutup wadah.
7.      Disterilisasi sediaan dalam oven dengan suhu 1800C selama 20 menit.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.1     Hasil Sterilisasi Alat
No.
Nama Alat
Jumlah
Ukuran
Sterilisasi
Waktu
1
Kaca Arloji
2
Ø 7 cm
Oven – 1800 C
30’
2
Kaca Arloji
1
Ø 3 cm
Oven – 1800 C
30’
3
Pengaduk
2

Oven – 1800 C
30’
4
Pinset
2

Oven – 1800 C
30’
5
Sendok porselen
1

Oven – 1800 C
30’
6
Botol Serbuk
2

Oven – 1800 C
30’
7
Tutup botol / tutup alumunium
2

Oven – 1800 C
30’
      
















Waktu Pengeringan                                    : 15 menit
Oven
1.      Waktu pemanasan                         : 23 menit
2.      Waktu kesetimbangan                   : 0 menit
3.      Waktu pembinasaan                      : 30 menit
4.      Waktu tambahan jaminan steril     : 0 menit
5.      Waktu pendinginan                       : 15 menit
Total Waktu              : 68 menit
Proses sterilisasi berlangsung mulai pukul 10:00
3.2    Sterilisasi sediaan
Sterilisasi sediaan menggunakan metode panas kering (oven)
1.        Waktu pemanasan                          : 52 menit
2.        Waktu kesetimbangan                    : 20 menit
3.        Waktu pembinasaan                       : 30 menit
4.        Waktu tambahan jaminan steril      : 10 menit
5.        Waktu pendinginan                                    : 15 menit
Total Waktu  : 107 menit
Proses sterilisasi berlangsung mulai pukul 10:00
3.3     Desain Kemasan

Description: PACK_A.png


BAB IV
PEMBAHASAN

Pada praktikum ini melakukan Formulasi Serbuk Talk Steril yang bertujuan untuk dapat memahami dan mampu melakukan sterilisasi sediaan dengan menggunakan metode pemanasan kering. Sediaan steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi–bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Talk Steril memiliki beberapa fungsi antara lain sclerosant setelah terjadi drainase ganas pada efusi pleura dan pneumotoraks spontan berulang. Mekanisme aksi terapetik talk yang dimasukkan ke dalam rongga pleura diduga dapat mengurangi reaks inflamasi dengan meningkatkan kerja pleura, mengurangi celah yang ada dalam pleura danmenghindari reakumulasi cairan pleura. Efusi pleura merupakan keadaan dimana cairan menumpuk di dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, rongga pleura diisi cairan sebanyak 10-20 mL yang berfungsi mempermudah pergerakan paru di rongga dada selama bernapas.
Pada praktikum ini sebelum membuat formulasi talk steril perlu dilakukan sterilisasi bahan terlebih dahulu diantaranya kaca arloji 2 buah ukuran Ø 7 cm, kaca arloji 1 buah ukuran Ø 3 cm, pengaduk 2 buah, pinset 2 buah, sendok porselen 1 buah, botol serbuk 2 buah dan Tutup botol / tutup alumunium 2 buah disterilisasi di oven selamav 30 menit pada suhu 1800C. Waktu Pengeringan yaitu 15 menit, waktu pemanasan 23 menit waktu kesetimbangan 0 menit, waktu pembinasaan 30 menit, waktu tambahan jaminan steril 0 menit, waktu pendinginan 15 menit, total waktu  68 menit. Proses sterilisasi berlangsung mulai pukul 10:00
Pada praktikum ini membuat formulasikan dua kemasan talk steril dengan berat
masing-masing 10 gram. Pertama buka pembungkus alat bagian luar yang telah steril di ruang kelas 3 dan semprot pembungkus pertama dengan alkohol pada ruang  kelas 2, dibuka pembungkus pertama dan meletakan kaca arloji pada timbngan analitik digital selanjutnya ditimbang 10 gram talk dengan spatula yang telah steril kemudian masukan talk pada wadah dan tutup wadah, ulangi menimbang , dimasukan ke dalam wadah, dan ditutup wadah, serta sterilisasi sediaan dalam oven dengan suhu 1800C selama 30 menit. Sterilisasi sediaan menggunakan metode panas kering (oven), waktu pemanasan 52 menit, waktu kesetimbangan 20 menit, waktu pembinasaan 30 menit, waktu tambahan jaminan steril 10 menit, waktu pendinginan 15 menit, total waktu 107 menit dan Proses sterilisasi berlangsung mulai pukul 10:00.
Dalam pembuatan talk steril perlu dilakukan sterilisasi karena talk mengandung sedikit alumunium silikat yang merupakan bahan alam yang terkadang mengandung beberapa mikroba seperti Chlostridium Welchii, Chlostridium Tetani, Dan Bacillus Antrachis. Ketiga jenis bakteri tersebut merupaka bakteri patogen yang merugikan jika tidak dihilangkan. Sehingga dibutuhkan proses sterilisasi untuk menghilangkan ketiga bakteri tersebut. Metode yang dipilih pada praktikum pembuatan talk steril adalah metode sterilisasi menggunakan panas kering karena talk stabil terhadap pemanasan. Sterilisasi dengan oven tidak akan membuat talk rusak. Selain itu sterilisasi ini tidak mengandung uap air yang dapat menetes  pada talk yang dapat menyebabkan talk menjadi basah. Wadah yang digunakan adalah botol dengan tutup logam untuk menghindari lelehnya wadah mengingat proses sterilisasi yang digunakan adalah panas kering (oven) yang dapat menyebabkan plastik meleleh.  Menurut cara pembuatannya talk steril ini merupakan produk yang disterilkan dalam wadah akhir. Hal tersebut dikarenakan proses sterilisasi dilakukan setelah talk dimasukan ke dalam wadah primernya. Sterilisasi dilakukan pada suhu 180°C dan total waktu 107 menit. Pada proses sterilisasi ini juga ada waktu kesetimbangan. Waktu kesetimbangan merupakan waktu yang dibutuhkan untuk menyamakan suhu pada sediaan dan suhu di luar sediaan. Dalam praktikum waktu kesetimbangan adalah 20 menit. Selain waktu kesetimbangan juga terdapatwaktu jaminan sterilitas. Waktu jaminan sterilisasi merupakan waktu tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa sediaan telah benar-benar steril. Lamanya waktu jaminan steilitas adalah setengah dari waktu kesetimbangan, dalam praktikum adalah 10 menit.

BAB V
KESIMPULAN

1.        Talk memerlukan sterilisasi karena berasal dari bahan alam mudah ditumbuhi mikroorganisme. Proses sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi panas kering dengan oven pada suhu 1800 C selama 107 menit.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed ke 4. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, edis IV. Jakarta : Departemen Kesehaan RI.

Department of Pharmaceutical Sciences. 1982. Martindale the Extra Pharmacopoeia, twenty eight edition. London : The pharmaceutical Press.

Doenges E Mailyn, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Ed3. Jakarta, EGC. 1999

Durgin, Sr. Jane dan Zachary Hanan. 2004. Delmar Learning's Pharmacy Practice for Technicians.3rd edition. New York: Delmar Learning

Hadioetomo, R. S..1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. PT. Jakarta : Gramedia.
       KedokteranUniversitas Mataram.

Khairani, L.. 2012. Management Gangrene Fournier. Nusa Tenggara Barat: Fakultas

Lachman, Lieberman, Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri II. Jakarta: Penerbit

Priyambodo, B..2007. Manajemen Farmasi Industri. Yogyakarta: Global Pustaka Utama

Universitas Indonesia, Stefanus, Lukas. 2006. Formulasi Steri. Jakarta: ANDI


LAMPIRAN

Description: D:\NR.ARNY\STF\Semester 4\Foto Lampiran\TSS-Talk Steril (2).jpg
Description: D:\NR.ARNY\STF\Semester 4\Foto Lampiran\TSS-Talk Steril (1).jpg






1 komentar: