LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI FARMASI
SEDIAAN STERIL
PRAKTIKUM 1
PENCUCIAN
DAN STERILISASI KEMASAN
Nama
: Norhayati
Nim
: DF14009
Tanggal
Praktikum : 2016
Asisten
Praktikum : Eko Yatminto, Amd.Far
Dosen
Pengampu : Aristha Novyra Putri, S.Farm.,
M.Farm., Apt.
Nilai Kerja :
|
Nilai Laporan :
|
LABORATORIUM TEKNOLOGI
FARMASI STERIL
PROGRAM STUDI D-3
FARMASI
SEKOLAH TINGGI FARMASI
BORNEO LESTARI BANJARBARU
2016
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan
Praktikum
Tujuan percobaan ini adalah mahasiswa diharapkan
mampu memahami pengertian sediaan steril, mengenal macam-macam sediaan steril
serta mampu melakukan proses sterilisasi alat dan kemasan.
1.2
Dasar Teori
Steril
adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba hidup, baik yang
patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen/ non patogen (tidak menimbulkan
penyakit). Sediaan
steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas dari
mikroorganisme hidup. Pada prinsipnya, yang termasuk sediaan ini antara lain
sediaan parental preparat untuk mata dan preparat irigasi (misalnya infus).
Sediaan parenteral merupakan jenis sediaan yan g unik diantara bentuk sediaan
obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikkan melalui kulit atau membrane
mukosa ke bagian tubuh yang paling efisien, yaitu membrane kulit dan mukosa,
maka sediaan ini harus bebas dari kontaminasi mikroba dan dari bahan-bahan
toksis lainnya, serta harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi. Semua bahan
dan proses yang terlibat dalam pembuatan produk ini harus dipilih dan dirancang
untuk menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah kontaminasi fisik, kimia,
atau mikrobiologis (Priyambodo, B., 2007).
Wadah berhubungan erat
dengan produk. Tidak ada wadah yang tersedia sekarang ini yang benar-benar
tidak reaktif, terutama dengan larutan air. Sifat fisika dan kimia mempengaruhi
kestabilan produk tersebut, tetapi sifat fisika diberikan pertimbangan utama dalam
pemilihan wadah pelindung adalah polipropilen dan
kopolimer polietilen – polietilen. Wadah terbuat dari berbagai macam bahan,
wadah plastik, wadah gelas, dan wadah dari karet. Wadah Gelas masih tetap
merupakan bahan pilihan untuk wadah produk yang dapat disuntikkan. Gelas pada
dasarnya tersusun dari silkon dioksida tetrahedron, dimodifikasi secara fisika
dan kimia dengan oksida – oksida seperti oksida natrium, kalium, kalsium,
magnesium, alumunium, boron, dan besi. Gelas yang paling tahan secara kimia hampir
seluruhnya tersusun dari silikon dioksida, tetapi gelas tersebut relatif rapuh
dan hanya dapat dilelehkan dan dicetak pada temperatur tinggi (Lachman,
1994).
Ada tiga
cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan
bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau
sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering
atau sterilisasi kering. Sedangkan sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasdarkan pada sifat bahan
yang akan disterilkan (Hadioetomo, R. S., 1985).
Cara-Cara
Sterilisasi Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
1.
Sterilisasi uap
Sterilisasi uap adalah proses sterilisasi termal yang
menggunakan uap jenuh dibawah tekanan selama 15 menit pada suhu 121°. Kecuali
dinyatakan lain, berlangsung di suatu bejana yang disebut autoklaf.
2.
Sterilisasi panas kering
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven
modern yang dilengkapi udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas
yang dapat diterima di dalam bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15°,
jika alat sterilisasi beroperasi pada suhu tidak kurang dari 250°.
3.
Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida
yang dinetralkan dengan gas inert, tetapi keburukan gas etilen oksida ini
adalah sangat mudah terbakar, bersifat mutagenik, kemungkinan meninggalkan
residu toksik di dalam bahan yang disterilkan, terutama mengandung ion klorida.
Pemilihan untuk menggunakan sterilisasi gas ini sebagai alternative dari
sterilisasi termal.
4.
Sterilisasi dengan radiasi ion
Ada 2 jenis radiasi ion yang digunakan yaitu
disintegrasi radioaktif dari radioisotop (radiasi gamma) dan radiasi berkas
electron. Pada kedua jenis ini, dosis yang menghasilkan derajat jaminan
sterilisasi yang diperlukan harus ditetapkan sedemikian rupa hingga dalam
rentang satuan dosis minimum dan maksimum, sifat bahan disterilkan dapat
diterima. Walaupun berdasarkan pengalaman dipilih dosis 2,5 megarad radiasi
yang diserap, tetapi dalam beberapa hal, diinginkan dapat diterima penggunaaan
dosis yang lebih rendah untuk peralatan, bahan obat dan bentuk sediaan akhir.
5.
Sterilisasi dengan penyaringan
Sterilisasi larutan yang labil terhadap panas sering
dilakukan dengan penyaringan menggunakan bahan yang dapat menahan mikroba,
hingga mikroba yang dikandungnya dapat dipisahkan secara fisik. Perangkat
penyaringan umumnya terdiri dari suatu matriks berpori bertutup kedap atau dikaitkan
dengan wadah yang tidak permeable. Efektivitas penyaringan media atau
penyaringan substrat tergantung pada ukuran pori matriks, daya adsorpsi bakteri
dari matriks dan mekanisme pengayakannya.
6.
Sterilisasi dengan aseptic
Proses ini mencegah masuknya mikroba hidup kedalam
komponen steril atau komponen yang melewati proses antara yang mengakibatkan
produk setengah jadi atau produk ruahan atau komponennya bebas mikroba hidup.
1.3
Monografi
Bahan
1.
Aquadest (FI edisi III hal 96)
Nama resmi
|
Aqua Destilata
|
Nama lain
|
Air Suling, Aquadest,H2O
|
Pemerian
|
Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.
|
BJ
|
0,997
|
Penyimpanan
|
Dalam wadah tertutup baik.
|
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan
Bahan
2.1.1
Alat
1.
Batang Pengaduk 3 buah
2.
Beker gelas
3.
Kaca Aroji 6 buah
4.
Masker
5.
Oven
6.
Penutup kepala
7.
Sarung tangan
8.
Sendok Porselen 3 buah
9.
Serbet/tisu
2.1.2
Bahan
1.
Aquadest
2.
Tapol 1%
2.2
Cara Kerja
1.
Pencucian, Pengeringan dan Pembungkusan Alat
a.
Pencucian Alat Gelas
1.
Direndam dalam tapol dan air selama 30 menit
2.
Disikat dan gosok, dibilas dengan air bagian luar dan dalam alat
3.
Dibilas lagi dan dikeringkan
b.
Pengeringan
1.
Dikeringkan dengan menggunakan oven dengan alat pada kondisi terbaik pada
suhu 100-1050C
c.
Pembungkusan alat
1. Dibungkus di kertas perkamen
untuk beker dan erlemeyer, ditutup mulut tabung aluminium foil, kertas saring
dimasukan dalam erlenmeyer.
2. Ditutup gelas ukur dengan
kertas perkamen dan diikat tali.
3. Dibungkus kaca arloji batang
pengaduk, corong gelas, spatula logam, pipet tetes dengan kertas perkamen lapis
2.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.1 Hasil
Sterilisasi Alat
1.
Oven (1800C) selama 30 menit
a.
Waktu Pemanasan : 55
menit
b.
Waktu Pembinasaan : 30 menit
c.
Waktu Pendinginan : 20 menit
+
TOTAL : 105 menit
No
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
Sterilsasi
|
Waktu
|
1
|
Sendok
Porselen
|
3
|
Oven
|
105 Menit
|
2
|
Kaca
Arloji
|
6
|
Oven
|
105 Menit
|
3
|
Batang
Pengaduk
|
3
|
Oven
|
105 Menit
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum 1 ini melakukan “Pencucian dan
Sterilisasi Kemasan” yang bertujuan untuk mahasiswa diharapkan mampu memahami
pengertian sediaan steril, mengenal macam-macam sediaan steril serta mampu
melakukan proses sterilisasi alat dan kemasan. Sterilisasi
merupakan proses pembunuhan atau pengurangan
bakteri atau segala mikroorganisme hidup pada objek (kemasan) yang biasanya
bersifat patogen. Sediaan dan barang dinyatakan
steril jika semuanya bebas dari bentuk hidup mikroorganisme, yang dapat
dibuktikan melalui persyaratan pada “ pengujian terhadap sterilitas”. Kemasan
steril menuntut kondisi yang steril dalam hal persiapan maupun proses
pembuatannya. Sterilisasi kemasan ini digunakan terutama untuk sediaan steril
dan bersifat mutlak, artinya kemasan harus steril dan tidak bisa sedikit
steril. Hal ini karena penggunaan sediaan steril langsung menembus mekanisme
pertahanan tubuh alami seperti kulit dan mukus. Jika obat yang diberikan tidak
steril dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit akibat mikroorganisme dari obat
yang diberikan sehingga terjadi infeksi atau kerusakan jaringan. Pemilihan wadah
juga harus dipertimbangkan karena wadah yang tidak tepat dapat menyebabkan
kontaminasi pada bahan atau zat aktif. Wadah
yang baik pada sediaan steril tidak boleh bereaksi dengan isi karena reaksi
dikhawatirkan akan menghasilkan zat lain yang dapat merusak khasiat obat, wadah
harus tahan suhu dan tekanan pada proses sterilisasi artinya tidak mudah pecah
atau meleleh, tahan terhadap penyimpanan atau tetap stabil, serta transparan
sehingga memudahakan untuk mengetahui partikel asing atau adanya perubahan warna.
Pada
praktikum ini dilakukan sterilisasi sendok porselen, kaca arloji, batang
pengaduk. Langkah pertama dilakukan
pencucian, Pencucian
bertujuan untuk membersihkan pengemas atau wadah dari lemak, partikel, bakteri,
dan pirogen.
merendam sendok porselen, kaca
arloji, batang pengaduk selama 30 menit selanjutnya dibilas dan dikeringkan
dengan tisu, langkah kedua melakukan pengeringan dengan menggunakan oven pada
suhu 1800C selama 30 menit (sendok porselen, kaca
arloji, batang pengaduk yang telah dibungkus dengan kertas hvs).
Dari hasil praktikum didapat hasil pemanasan yaitu
55 menit dimana waktu pemanasan yaitu saat alat dipanaskan di oven untuk
pembunuhan mikroba, sterilisasi dengan menggunakan oven termasuk dalam metode
pemanasan secara kering dimana digunakan untuk bahan yang tahan terhadap
pemanasan tinggi seperti alat-alat gelas yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll.
Selajutnya waktu pembinasaan yang didapat adalah 30 menit, waktu pembinasaan
yaitu waktu yang diperlukan untuk pemusnahan
atau pengusiran bentuk hidup mikroorganisme yang terdapat dalam alat, selanjutnya yaitu waktu pendinginan
yang diperlukan adalah 20 menit yaitu waktu yang diperlukan untuk alat menjadi
dingin atau keadaan dingin.
Dengan
sterilisasi akan diperoleh objek atau bahan yang steril. Pada umumnya suatu
proses yang dapat menghancurkan zat hidup juga mampu menyebabkan beberapa
kerusakan pada obyek yang disterilkan. Dalam pembuatan sediaan parenteral maka metode sterilisasi apa yang akan
digunakan tergantung apakah obat tahan panas atau tidak. Bahan
pengemas yang berupa gelas bisa dilakukan sterilisasi kering karena tahan
terhadap pemanasan yang tinggi. Bahan pengemas juga dapat melepaskan alkali
gelas dalam jumlah yang banyak dan hal ini sangat merugikan. Sterilisasi
panas kering dilakukan untuk alat-alat yang tahan pemanasan tinggi tetapi tidak
dapat ditembus oleh uap air dengan mudah. Pada sterilisasi panas kering,
pemusnahan mikroba berdasarkan proses oksidasi dan dehidrasi terhadap sel
mikroba. Dalam sterilisasi ini perlu diperhatikan penyusunan alat gelas dalam
oven. sebaiknya alat gelas disusun agak renggang sehingga aliran udara dapat
menembus dan terdispersi keseluruh permukaan gelas. Keuntungan menggunakan
metode sterilisasi panas kering adalah alat-alat yang disterilkan akan tetap
kering.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini yatu :
1.
Sediaan steril yaitu bentuk sediaan obat dalam
bentuk terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup. Sterilisasi yaitu
suatu proses untuk membuat ruang atau benda menjadi steril.
2.
Pada praktikum dilakukan Sterilisasi dengan oven pada suhu 1800C
dalam waktu 30 menit.
3.
Waktu pemanasan yang didapat pada praktikum
yaitu 55 menit, waktu pembinasaan 30 menit dan waktu pendinginan 20 menit
dengan total 105 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.1995.Farmakope
Indonesia edisi IV. Jakarta;Depkes RI
Hadioetomo,
R. S., 1985, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, PT. Gramedia, Jakarta.
Lachman, Lieberman, Kanig,
1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri II, Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta.
Priyambodo, B., 2007, Manajemen
Farmasi Industri, Global Pustaka Utama, Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar